Infinity And Finity

Terbatas dan Tak Terbatas

 
 

Dalam artikel saya tentang Causa Prima dijelaskan bahwa ada pemahaman pro kontra tentang alam semesta lebih potensial kuat menjadi "terbatas" daripada tak terbatas. Bagi perkataan seorang Atheist Naturalistic Bertrand Russell yang sama seperti Imanuel Kant berargument bahwa "the universe had no beginning and will have no end"

Sedangkan sebaliknya Alam semesta adalah terbatas  seperti perkataan  Greek Philoshoper Aristoteles yang mengatakan bahwa "Keabadian lebih potensial tidak pernah bisa di aktualisasikan" Sejumlah nomor yang ditetapkan yang diambil dari bagian Tak terbatas selalu tidak mengurangi "tak Terbatas itu sendiri". Secara signifikan dikatakan oleh matematikawan Jerman David Hilbert : "tak
terbatas ini tak bisa ditemukan dalam dunia nyata. Ini tidak ada di alam maupun menyediakan dasar yang sah untuk berpikir rasional. "Tak terbatas" hanya dapat berperan diterapkan dalam dunia ide dan gagasan".

Uniknya ada dua ayat Al-Quran "buku tua" di padang pasir yang sangat jeli menggambarkan dua keadaaan tersebut sekaligus apa yang terbatas dan apa yang tak terbatas. Dalam hal ini saya mengutip QS:Luqman Ayat 27  yang berbunyi :

"Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."[i]




Air adalah terbatas

Air Laut mewakili air keseluruhannya di Bumi. Berdasarkan pemahaman Logika Alam semesta Madsen Pirie dalam artikel saya Causa Prima, maka pohon-pohon dan laut adalah alam semesta. Maka Al-Quran Surat Luqman tersebut di atas menegaskan Alam Semesta adalah terbatas.

Baru diketahui bahwa Air laut terdiri dari 70% bagian bumi. Bahkan baru disadari oleh manusia modern bahwa suplai air di dunia adalah terbatas. Seperti perkataan Maude Barlow : "

 We'd like to believe there's an infinite supply of water on the planet. But the assumption is tragically false"[ii]

Ilmu Manusia Terbatas dan Ilmu Allah SWT  Tak Terbatas

Sedangkan Kalimat Allah SWT yang dipahami sebagai Ilmu Allah SWT atau Hikmah Allah SWT adalah yang tak terbatas. Penegasan makna lain dari ayat ini berdasarkan asbabul nuzulnya adalah penegasan bahwa Ilmu Pengetahuan yang dimiliki manusia adalah terbatas. Ayat ini sejalan dengan pemahaman matematikawan David Hilbert di atas tadi yang baru hidup ratusan tahun setelah zaman Rasulullah SAW.

Puncak Ilmu pengetahuan Manusia terbukti dari beberapa fakta yang bisa dilihat dalam video youtube yang dibuat oleh leagueofreason.co.uk ini dengan judul "did you know?":

Pada menit 1:12 s.d. 1:15 video tersebut mengatakan :

"Cosmogony Chellenges The limit humans Understanding"

Lalu darimana Al-Quran tahu tentang Lautan itu terbatas?

Ada beberapa nominasi kemungkinan jawaban berdasarkan metode rasional deduksion :

i.Non Ilmuwan ii.Ilmuwan Oceanografi/Oceanologi/Pelaut iii.Muhammad iv.Allah SWT.

Untuk nominasi jawaban nomor satu tidak perlu diberikan argumentasi, saya yakin pembaca cukup pintar untuk mengangguk sepakat, maka dengan aman dapat dieliminasi secepatnya ke tong sampah.

Oceanografi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari morfologi, topografi, biologi laut dan lautan. Oceanografi adalah cabang dari ilmu Hidrologi atau ilmu tentang Air. Semenjak awal mula Perkembangan Ilmu Hidrologi adalah pada tahun 1000 M yaitu oleh ilmuwan Muslim yang berjasa mengembangkan studi hidrologi adalah Muhammad al-Karaji, seorang saintis terkemuka dari Karaj, Persia. Lewat Kitab Inbat al-miyah al-Khafiya, al-Karaji mengkaji dan menyumbangkan pemikirannya dalam ilmu ekstraksi air bawah tanah. Jadi perkembangan Ilmu Hidrologi bukan tahun 1600 M seperti yang kita kira, maka karena Oceanografi adalah cabang ilmu hidrologi, sudah tentu perkembangan ilmu oceanografi baru muncul setelah perkembangan ilmu hidrologi. Studi menyeluruh (komprehensif) mengenai laut dimulai pertama kali dengan dilakukannya ekspedisi Challenger (1872-1876) yang dipimpin oleh naturalis bernama C.W. Thomson (berkebangsaan Skotlandia) dan John Murray (berkebangsaan Kanada)[iii] Sehingga Ilmuwan Oceanografi belum ada di zaman Rasulullah SAW pada tahun 600 M atau 1400 tahun yang lalu.

Sedangkan Pelaut pertama kali yang mengelilingi dunia terjadi beberapa ratus tahun kemudian setelah zaman Rasulullah SAW. Tujuan penjelajahan ini untuk mengetahui apakah bumi itu bulat atau datar yang ada ujungnya. Konsekwensi dari jawabannya jika bumi itu bulat atau datar tentu akan mempengaruhi pendapat apakah laut itu terbatas atau tak terbatas. Walau sampai sekarang terjadi perdebatan apakah yang pertama kali menjelajahi bumi pertama kali oleh pelaut Portugis  seperti Fernando de Magelhaens pada tahun 1519[iv] atau Pelaut China Oleh Laksama Cheng Ho pada tahun 1405-1435[v] ,atau oleh Laksamana Kaisar Zhu Di pada tahun 1421[vi]. Terlepas siapa yang pertama kali berlayar mengelilingi dunia, maka jawaban ini dengan mudah dieliminasi.

Faktanya Rasulullah SAW yang berakhlak mulia hidup di padang pasir dan tidak pernah mengelilingi lautan dunia atau menyelam di kedalaman lautan atau seorang oceanografi untuk membuktikan lautan itu terbatas, singkatnya beliau bukan ilmuwan oceanografi bukan seorang pelaut atau seorang penyelam.

Sehingga dapat disimpulkan pengetahuan tentang Lautan adalah terbatas tentu dari Allah SWT lewat Al-Quran.

Prediksi ke depan : Air Laut bisa menjadi bahan dasar Pembuatan Tinta

Seperti prediksi yang berhasil tentang "bahan bakar dari air laut" yang dilakukan peneliti John Kanzius, 63 tahun. Walau dalam AL-Quran Surat Luqman ayat 27 tersebut memakai kata "seandainya" berarti ada dua kemungkinan :

i.                    Murni hanya sebagai analogi jadi tidak ada kaitannya antara tinta dan lautan.

ii.                 Sebagai sumber ilmu pengetahuan: ada kaitan antara lautan dan pembuatan tinta.

Penulis meyakini bahwa ada perbedaan analogi mendasar yang dipakai manusia dengan Analogi yang Allah SWT hal ini bisa dilihat dalam surat Al-Ankabut 43 yang berbunyi :

"Dan  perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu."

Atau seperti Surat Azzumar :27  yang berbunyi :

"Sesungguhnya telah Kami buatkan bagi manusia dalam Al Quran ini setiap macam perumpamaan supaya mereka dapat pelajaran."

Sehingga pilihan yang kedua bahwa tinta terbuat dari seawater sangat mungkin diterapkan walau sampai detik sekarang belum terbukti. Namun ada beberapa indikasi yang menguatkan bahwa air laut bisa menjadi bahan dasar pembuatan tinta. Air laut banyak mengandung berbagai zat yang berasal dari darat maupun lautan yang dapat digunakan sebagai bahan dasar tinta. seperti air laut mengandung oksigen dan emas.

1.       Oksigen : Sudah tentu Ikan tidak akan bisa bernafas jika dalam air laut tidak ada oksigen.
Ada penemuan tentang tinta canggih oleh Andrew Mills dan David Hazafy di Universitas Stratchlyde, UK, telah berhasil membuat sebuah tinta biru berbasis pelarut ireversibel, yang jika diaktivasi  dengan sinar UV akan kehilangan warnanya dan menjadi sensitif oksigen; tinta ini hanya akan kembali ke warna aslinya jika menemukan oksigen. Jadi walau oksigen mudah ditemukan selain di air laut (yaitu udara), namun karena air laut juga mengandung oksigen maka kemungkinan pembuatan tinta dari air laut bisa terjadi.

Jadi, air laut > ekstrak > oksigen >ireversibel:aktivasi sinar UV>tinta sensitif oksigen

2.      Emas : Emas terkandung pula di air laut  sekitar 0.1 sampai 2 mg/ton, tergantung dimana sampel air lautnya diambil. Sampai sekarang, belum ditemukan bagaimana cara menambang emas dari air laut yang dapat memberikan untung. Dalam dunia Isotop, senyawa emas yang paling banyak adalah auric chloride dan chlorauric acid, yang terakhir banyak digunakan dalam bidang fotografi untuk membuat tinta dan bayangan perak. Emas memiliki 18 isotop;

Jadi walau belum ada hubungan langsung antara air laut dengan tinta, namun hal ini mengindikasikan bahwa air laut bisa menjadi bahan dasar tinta dengan mengekstrak emas dari air laut (walau belum ada alatnya) yang kemudian dibuat tinta dari emas tersebut. Jadi :air laut > ekstrak > emas > isotop > tinta.

 
 

Tentu, kedua kemungkinan itu tidak menutup kemungkinan lainnya untuk  terjadi bahwa Air laut bisa menjadi bahan dasar pembuatan tinta, karena air laut sendiri juga banyak mengandung hampir semua  zat zat yang ada di bumi. Akankah prediksi ini akan terjadi di masa depan? Tentu prediksi ini tidak berlebihan.

Setidaknya Al-Quran dari dulu telah mendukung kelestarian lingkungan seperti yang dilakukan Curb
Community yang tetap menjaga kelestarian lingkungan dengan menggunakan bahan bahan dari alam untuk pembuatan advertising kliennya. Dengan Metode Sea-Tagging untuk topik Tinta seruan mereka adalah "Forget Ink Use Seawater"[vii].


 
 

Prediksi Air Laut Akan Habis?

Ada beberapa pakar mengatakan air laut tidak akan pernah habis karena ada siklus air atau daur hidrologi di alam. Namun yang perlu disadari adalah bahwa daur hidrologi tidaklah sempurna 100% karena ada gangguan. Glasiasi di benua merupakan gangguan utama dalam siklus hidrologi, seolah-olah telah kehilangan air dalam kondisi stagnan. Beberapa contoh gangguan siklus hidrologi akibat perubahan iklim global ini antara lain : Menurunnya penguapan; Berkurangnya kandungan uap dalam atmosfer. Mengurangi presipitasi.[viii]

Selain itu, daur hidrologi juga dihambat langsung oleh perbuatan manusia. Seperti air yang berada di darat di ekstrak ke unsur zat kimia lainnya sehingga tidak bisa lagi dirubah menjadi air yang mengalir sampai ke laut. Atau setidaknya daur hidrologi yang berupa air hujan di darat tidak kembali 100% berupa air sungai ke laut.

Selain itu, prediksi inipun tidak berlebihan karena ada beberapa teori yang mendukungnya walau dianggap bercandaan. Seperti penelitian yang dilakukan oleh British Royale Astronomical Society : "how, over hundreds of millions of years, the heat of the sun will steadily increase. After about a billion years, the oceans will boil themselves dry, for reasons separate from climate change"[ix]

 
 

Atau seperti perkataan Klaus-Peter Schrder : "That beach in the advert will disappear long before the 1 billion years are up,"[x]

 
 

Tapi tenang saja, karena Air Laut tidak akan habis dalam keadaan normal, berkurang mungkin saja bisa terjadi, tapi tidak akan sampai habis, karena ketika air laut mendidih hal itu menandakan Alam Semesta telah kiamat karena matahari telah dekatnya dengan bumi seperti dalam surat Infithaar :3  atau At-Takwir :6 yang berbunyi:

 "dan apabila lautan menjadikan meluap,"


 

 Ketika anda melihat berita besar tersebut, siapa yang dianggap bercanda?

 Wallahu'alam bishowab.


 


[i] QS Lukman 31:27

[ii] Barlow Maude, BLUE GOLD,The Global Water Crisis and the Commodification

of the World's Water Supply, Spring 2001

[iii] Elfahrybima, Oseanografi : Ilmu Kelautan, Sejarah dan Kehidupan,
http://elfahrybima.blogspot.com/

[iv]
http://id.wikipedia.org/wiki/Fernando_de_Magelhaens

[v] Agusti Anwar, China Penjelajah Dunia Pertama?, http://www.geografiana.com/index.php?option=com_content&task=view&id=647&Itemid=57

[vi] Manzies Gavin, 1421 Saat China Menemukan Dunia, Pustaka Alvabet, 2006

[vii]
http://onehundredthings.wordpress.com/2009/05/11/117-forget-ink-use-seawater/

[viii]
http://rovicky.wordpress.com/

[ix]
Maryland Mayor: 'Come to Ocean City' Before the Ocean Disappears, di situs : http://www.foxnews.com

[x] Idem.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Infinity And Finity"