AL-QURAN MENJAWAB KESIMPULAN MENGINGKARI PREMIS “CAUSA PRIMA” MELALUI FILSAFAT KOSMOLOGI QALAM

AL-QURAN MENJAWAB KESIMPULAN MENGINGKARI PREMIS "CAUSA PRIMA" MELALUI FILSAFAT KOSMOLOGI QALAM


 

Jurus ini punya sejarah yang mengagumkan, bahkan digunakan oleh Filsuf termahsyur seperti Aristoteles dan Thomas Aquinas. Bentuknya bermacam-macam. Ada yang menyebutnya "penyebab tanpa penyebab" bisa causa prima, penyebab pertama, atau bahkan penggerak pertama. Kalimatnya bisa berubah rubah, tapi tanpa melupakan intinya sebagai kesimpulan yang mengingkari premis.

Argumentasi ini sering digunakan tanpa diundang dalam argumentasi Agama. Orang bergitu terbiasa menganggap sosok Illahi sebagai kekecualian bagi tiap aturan sehingga menggunakan kata "segalanya" ketika bermaksud mengatakan "segalanya kecuali tuhan"

Contoh sederhanya adalah :

Premis pertama     : Segalanya ada penciptanya

Premis kedua     : Tuhan adalah Maha Pencipta

Kesimpulan         : Maka Tuhan pencipta segalanya


 

Dari contoh tersebut di atas jelas sekali terjadi inkosistensi alias terjadi pengingkaran premis awal yang mengatakan "segalanya" tanpa mencakup "Tuhan", atau seperti orang mengatakan "semua orang bohong" tanpa mencakup dirinya sendiri.

Filsafat Kosmologi baru baru ini sering disampaikan oleh kalangan Filsuf Kristen1. Namun yang perlu disampaikan adalah Richard Dawkins dalam bukunya God Delusion juga tidak ketinggalan memberikan komentarnya terhadap filsafat kosmologi ini. Namun dia hanya menyentuh topik filsafat kosmologi versi yang paling lama di atas. Hal ini mungkin saja disebabkan oleh kenyataan bahwa kontra-argumen utama, bahwa "mereka tidak beralasan sama sekali membuat asumsi bahwa Allah sendiri yang kebal terhadap pengecualian," Alasan pendek yang dapat menjatuhkan argumen Filosofi Kosmologi.


 

Sekarang ada versi terbaru dari Filsafat Kosmologi yang memiliki argumen yang kuat dan bahkan sulit untuk dibantah. Argumen ini juga dikenalkan dari filsafat muslim yang kaya di zaman abad pertengahan yaitu Al-Kindi dan Imam Ghazali. Filsafat Kosmologi Qalam ini sederhananya berbunyi :


 

Premis pertama     : Apapun yang berawal menjadi exist pasti memiliki sebab

Premis kedua     : Alam Semesta memilki awalan menjadi exist

Kesimpulan     : Maka, Alam semesta memiliki penyebab.


 



Penjelasan Premis Pertama :

Inilah prinsip pertama dalam Metafisika transedent yang diakui dalam cabang filsafat tentang ada atau tidak adanya sesuatu exist. Arsitoteles mengatakan metafisika adalah pembelajaran tentang manusia. Dan ini lebih masuk akal ketimbang di tolak. Philosopher William Craig menjelaskan dengan sangat baik "it is rooted in the metaphysical intuition that something cannot come into being from nothing."2 Gagasan tentang terbentuknya dari tiada menjadi ada tanpa penyebab tidak bisa dibenarkan. Karena berasal dari Tidak ada, menjadi ada, dan kembali menjadi tidak ada.


 

Namun ada yang berusaha menjelaskan bahwa premise ini tidak seluruhnya benar, karena suatu ciptaan hanya bisa tercipta di dalam waktu itu sendiri. Atau hukum kekekalan energi yang tidak tercipta dan tidak dapat dimusnahkan. Alam semesta tidak memiliki penyebab karena permulaan alam semesta sebenarnya adalah permulaan waktu itu sendiri, jadi secara penyebab alam semesta tidak bisa diterapkan. Namun yang dilupakan dari argumen ini adalah bahwa premis ini adalah premis metafisika atau fisika quantum yang telah eksis dalam dunia science, bukan premis fisika seperti hukum gravitasi bumi. Dan kita lebih percaya bahwa sesuatu yang berasal dari tidak ada akan kembali menjadi tidak ada daripada sesuatu yang tidak ada menjadi ada. Ini menunjukkan sesuatu yang ada bukan berasal dari ketiadaan.


 

Penjelasan Premis Kedua :

Filsafat Kuno menolak premis kedua ini, karena menganggap Alam semesta adalah abadi. Seperti seorang Atheist Naturalistic Bertrand Russell berargument bahwa "the universe had no beginning and will have no end". Ini adalah Irasional. Secara filsafat ide seperti itu adalah absurd. Karena jika Alam semesta adalah abadi, maka jumlah sejarah masa lalu dan sekarang adalah tak terbatas juga.


 


 


 

Contoh contoh

Argumen Alam semesta Abadi ini bisa dibantah dengan praktek di dunia nyata dengan sangat sederhana dan menunjukkan adanya pertentangan antara dunia nyata dan argumen tersebut:

Contoh satu :

Jika anda memiliki buah apel yang tak terbatas (tak berakhir), jika saya meminta 1000000 buah apel ke anda, apakah apel anda akan berkurang? Tentu jawabannya tetap Tak terbatas. Namun kenyataannya hal itu tidak akan pernah terjadi.

Contoh ke dua :

Jika anda menganggap anda adalah bagian dari Tak terbatas. Maka yang terjadi adalah anda tidak akan pernah menambahkan atau mengurangi dari bagian dari "tak terbatas" bahkan sebaliknya ada atau tidak adanya anda tidak mempengaruhi "tak terbatas". Jadi dalam kenyataannya "Alam semesta tak terbatas" lebih potensial untuk dikatakan tidak pernah teraktualisasi.


 

Contoh ke tiga :

Ada contoh kenyataan yang bisa diberikan dalam kasus akibat kesalahan pemahaman "logika tak terbatas", di dalam film dokumenter nonkomersil berjudul "Home" 2009 – di film tersebut menggambarkan salah satu bangsa Rapanui penduduk asli pulau paskah, Pulau terkecil di dunia, Rapanui mengeksploitasi semuanya hingga tak tersisa, namun perdabadan mereka tidak selamat. Padahal Pulau Paskah terkenal dengan tanaman pohon pohon palem tertinggi di dunia.Rapanui menebang semuanya untuk kayu, sehingga mereka harus menghadapi erosi tanah besar besaran. Rapanui tidak bisa lagi pergi memancing tak ada lagi pohon untuk membuat kano. Meskipun rapanui membentuk salah satu peradaban brilian di pasifik. Petani Inovatif, pemahat, navigator luar biasa mereka terjabak dalam kelebihan penduduk dan kekurangan SDA, mereka mengalami kerusuhan sosial, pemberontakan dan kelaparan, banyak yang tidak selamat dari kekacauan ini. Misteri sesungguhnya dari pulau paskah bukanlah patung-patung itu berada di sana. Misterinya mengapa rapanui tidak bertindak tepat pada waktunya.


 

Contoh ke empat :

Dan bahkan contoh di era zaman revolusi industri. Pabrik pabrik didirikan dan mengeksploitasi sumber daya alam bumi secara terus menerus. Dalam waktu 300 tahun peradaban industri , kekayaan bumi dihisap habis-habisan sampai tetes-tetes terakhir air susunya. Di zaman itu, mereka menyangka bahwa SDA tidak akan pernah berkurang dan akan tersedia terus menerus. Pada kenyataannya mulailah terjadi polusi, kekurangan SDA, penggundulan hutan, kerusakan lingkungan, radiasi, penyakit, dan akhirnya kelaparan merajalela. Bahkan sebelumnya masyarakat dunia percaya bahwa persediaan air tawar di bumi ini sifatnya tidak  terbatas karena adanya daur hidrologi. Namun asumsi ini menurut Barlow dan Clarke salah.3


 

Inilah contoh akibat dari pemahaman bahwa alam semesta adalah tak terbatas/tak berakhir dalam kasus ini menganggap SDA yang tak terbatas/tak berakhir dan pemikiran ini sangat berbahaya.


 

Contoh ke lima:

Namun, Selain itu, ada contoh praktek tak terbatas dalam dunia nyata hanya bisa diterapkan dalam ide dunia Matematika dan dunia Maya dan itupun tergantung pada dunia realitas yang terbatas.

Kalaulah dalam dunia Matematika 1 apel + 1 Apel = 2 Apel

Namun dalam dunia nyata 1 Apel + 1 Apel = belum tentu menjadi 2 Apel secara simetris. Karena ada faktor realitas apel pertama lebih berat dan lebih besar dibandingkan Apel kedua, Apel Pertama lebih matang, dan Apel kedua sudah membusuk dan ada ulatnya. Padahal kondisi yang dinginkan dunia matematika adalah kedua Apel tersebut harus sempurna sama persis simetrisnya.

Nah untuk contoh Tak terbatas dalam dunia maya adalah

Kita sering mendengar iklan online situs Hosting situs berkapasitas Unlimited, domain unlimited

Tapi pada kenyataannya Hosting kapasitas yang unlimited itu bergantung storage Harddisk di dunia nyata kita yang terpakai, semakin banyak harddisknya semakin besar kapasitasnya tapi tetap akan membatasi kapasitas unlimited dunia maya. Begitu juga Domain.


 

Pencerahan

Pencerahan dalam kasus ini telah dijelaskan oleh Greek Philoshoper Aristoteles yang mengatakan bahwa "Keabadian lebih potensial tidak pernah bisa di aktualisasikan" Sejumlah nomor yang ditetapkan yang diambil dari bagian Tak terbatas selalu tidak mengurangi "tak Terbatas itu sendiri". Secara signifikan dikatakan oleh matematikawan Jerman David Hilbert : "tak
terbatas ini tak bisa ditemukan dalam dunia nyata. Ini tidak ada di alam maupun menyediakan dasar yang sah untuk berpikir rasional. "Tak terbatas" hanya dapat berperan diterapkan dalam dunia ide dan gagasan".


 

Argument Filsafat Kosmologi Qalam semakin mendapat dukungan dari penemuan Science ilmu Pengetahuan Astronomi dan Astrofisika. Sekarang kita memiliki bukti yang kuat bahwa Alam semesta tidak kekal di masa lalu, dan Awal absolut dari alam semesta terjadi 13,7 Miliar tahun yang lalu disebut dengan big bang.4


 

Sampai tahun 1920-an alam semesta dalam bentuknya dianggap abadi dan statis. Sekarang, pada tahun 1929 astronom Amerika Edwin Hubble menunjukkan objek cahaya yang memancar dari galaksi yang tampaknya menjauh menjadi merah daripada mendekati kita. Alasan untuk ini, Hubble menjelaskan, bahwa Cahaya merah ini bergerak menjauh dari galaksi kita. Oleh karena itu, alam semesta itu mengembang menjadi lebih besar. Ini sudah lama diketahui bahwa gelombang cahaya dari sebuah sumber yang menyurut akan menegang, dan oleh karena itu bergeser ke arah ujung spektrum merah. Hubble menemukan bahwa semakin besar pergesaran spektrum merah yang menjauh dari galaksi kita dan efek ini terjadi disegala penjuru alam semesta. Penjelasan yang paling sederhana dari fakta ini adalah bahwa galaksi bergegas pergi dari kita dalam bentuk ekspansi. Perluasan kemudian menyiratkan bahwa dimasa lalu pasti ada yang lebih dikompresi alam semesta, suatu titik di masa lalu di mana seluruh alam semesta dikontrak ke satu titik matematika, dari yang telah berkembang sejak saat itu. Hal ini menunjukkan bahwa alam semesta dimulai dengan ledakan besar dari "kepadatan tak terbatas",dan menunjukkan awal energi, waktu, dan ruang. suatu peristiwa yang dikenal sebagai Big Bang.


 

Namun apa yang dimaksud dengan "kepadatan tak terbatas"? Yah, kepadatan tak terbatas justru setara dengan 'ketiadaan'. Inilah sebabnya mengapa Cambridge Astronomer Fred Hoyle menyatakan bahwa alam semesta pada suatu titik di masa lalu itu "menciut ke bawah untuk tidak ada sama sekali". Jadi 'Big Bang' model menuntut kita untuk percaya bahwa ada sesuatu yang diciptakan dari ketiadaan, sebagai Anthony Kenny, seorang profesor di Oxford University, menyatakan "Seorang pendukung teori ledakan besar, paling tidak jika dia adalah seorang atheis, harus percaya bahwa alam semesta yang ... keluar dari ketiadaan dan dengan ketiadaan "


 

PCW Davis fisikawan Inggris menggambarkan :



"Jika kita memperkirakan prediksi ini secara ekstrem, kita mencapai suatu titik ketika semua jarak di alam semesta telah menyusut menjadi nol. Kosmologis awal singularitas karena itu bentuk-bentuk temporal masa lalu ujung ke alam semesta. Kita tidak dapat melanjutkan penalaran fisik, atau bahkan konsep ruang dan waktu, melalui semacam ekstremitas. Untuk alasan ini, kebanyakan ahli kosmologi memikirkan awal singularitas sebagai awal dari alam semesta. Pada pandangan ini, Big Bang merupakan peristiwa penciptaan, bukan hanya penciptaan dari semua materi dan energi di alam semesta, tetapi juga ruang dan waktu itu sendiri ".


 

Jika kita berpijak pada metafisik intuisi kita akan menyimpulkan "dari ketiadaan, datang menjadi ada dan menjadi tiada!" Bahkan atheis telah mengakui ini, sang filsuf David Hume menyatakan "I never asserted to absurd proposition as that anything might arise without a cause".


 

Walau masih ada perdebatan tentang keabadaian atau ketakterbatasan dan kestabilan Alam semesta di dalam dunia science seperti Steinhardt dan Turok dari Cambridge, dalam laporan di jurnal Science, menguraikan bahwa Big Bang hanyalah salah satu bagian dari pembuatan semesta, tapi bukan pelopor dari kelahiran semesta. Ia hanya bagian kecil dari proses pembentukan semesta yang tidak memiliki awal dan akhir.5
Atau seperti perkataan Almarhum Fred Hoyle dengan teori "keadaan stabil". Namun logika itu absurd dan telah di bantah dengan contoh sederhana di awal, dan akibat buruk mempraktekkan hal itu di kehidupan nyata.


 

Berhenti

Sayangnya, banyak ilmuwan yang hanya berhenti sampai titik awal ketiadaan Alam semesta, dan tidak berani beranjak lebih jauh karena semakin rumit dan absurd. Banyak yang cukup menganggap bahwa Alam semesta itu sendirilah yang menciptakan dirinya sendiri (Baik kalangan atheis, agnostic, evolusionis, maupun kalangan yang percaya penciptaan). Hal itu masih Berdasarkan filsafat causa prima klasik yang mengingkari premis awal dan menganggap alam semesta itu stabil seperti Fred Hoyle. Seperti perkataan stephen hawking ketika ditanya pada pertanyaan ke-4 : Mengapa Alam Semesta ada?

Profesor Hawking menjawab: "Saya sekarang berpikir saya dapat meperlihatkan bahwa alam semesta diciptakan secara spontan dari ketiadaan, menurut hukum-hukum sains. Alam semesta ada karena teori relativitas umum dan teori kuantum mengizinkannya untuk ada. Jika saya benar, alam semesta terkandung dirinya sendiri (self-contained) dan diatur oleh sains saja."6

Atau seperti perkataan David hawkins : "All thing are God"7. Atau seperti perkataan Atheist Naturalistic Bertrand Russell yang di atas tadi. Yang intinya alam semesta itu, tercipta dengan menciptakan dirinya sendiri, ultimate, tidak berawal dan tidak berakhir, abadi, konstan. Aliran Atheist berhenti di sini dan tidak beranjak kembali berjalan untuk berpikir lebih jauh karena kemalasan berpikir dan berpikir skeptic apapun yang berkaitan tentang "Sang Pencipta".8


 

Sejauh itu mereka secara eksplisit telah menyebutkan atribut sifat sifat tuhan sudah ada (walau kalangan Atheis menganggap hal itu adalah ilmu sains) seperti tidak berawal tidak berakhir, abadi, unlimited, konstan, dan menciptakan serta misterius dan tak terpahamkan oleh logika. namun sayangnya hal itu cukup berhenti disandarkan kepada Alam Semesta yang nyata sifatnya : terbatas, ekspansif, memiliki awalan dan akan berakhir menjadi tiada, dan merupakan ciptaan, terikat waktu dan ruang dan semakin terpahamkan oleh logika. Jadi ada semacam kontradiksi yang dipaksakan.


 

Namun ada Ilmuwan yang sudah melampaui logika pemahaman "alam semesta adalah tuhan atau tercipta dengan sendirinya" yaitu pemahaman oleh Einstein yang tetap memberi tempat yang terhormat kepada Sosok yang Tak Terpahami (Tuhan) dengan ujaran ilmiahnya berikut ini, meskipun Tuhan yang dimaksudkannya adalah Super Monad-nya Spinoza yang disebut panentheism: "Satu-satunya hal yang tak dapat dipahami dari semesta raya ini adalah, kenapa ia (semesta) dapat dipahami." 9

Jadi seperti perkataan spinoza:

The world is not God, but it is, in a strong sense, "in" God. Not only do finite things have God as their cause; they cannot be conceived without God"10


 

Einstein pada akhir hayatnya percaya kepada Persnonal God-nya Spinoza dengan pernyataannya yang terkenal :

"I believe in Spinoza's God who reveals himself in the orderly harmony of what exists, not in a God who concerns himself with fates and actions of human beings"11

Namun masih menyisakan rasa penasarannya :

I want to know how God created the world. I am not interested in this or that phenomenon, in the spectrum of this or that element. I want to know His thoughts, the rest are details."12


 

Walaupun Einstein akhirnya berhenti berusaha mencari tahu pada titik sosok di luar alam semesta yang tidak terpahami oleh logika dan sudah dianggap "tak terpahamkan" namun masih menyisakan misteri dan ruang kritik bagi kalangan skeptik.

----------------------

Bukti lain

Selain itu, ada penemuan lain yang memperkuat argumentasi Filsafat Kosmologi Qalam yaitu Cosmic Microwave Background, dan Hukum Termodinamika, namun yang cukup dibicarakan hanya termodinamika :

* Hukum Pertama Termodinamika dalam dunia fisika.

Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini menyatakan perubahan energi dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup sama dengan total dari jumlah energi kalor yang disuplai ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan terhadap sistem.

* Hukum kedua Termodinamika

Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini menyatakan bahwa total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk meningkat seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya.


 

Hukum Kekekalan energi ini termasuk hanya di Alam semesta saja dalam dunia fisika. Walau ada yang mengatakan energi itu tidak tercipta dan tidak dapat dimusnahkan namun pada titik awal penciptaan dari ketiadaan alam semesta menjadi ada yang telah disepakati semua kalangan baik kalangan ilmuwan atheis, agnostic maupun believer yang telah disebutkan di atas dengan logika metafisika atau fisika quantum, energipun juga tercipta di awal penciptaan alam semesta.


 

Tapi yang perlu ditekankan dari hukum termodinamika adalah energi tersebut terbatas dan statis dan terikat waktu entropi berarti energi juga bukan tak terbatas. Selain itu karena ada entropi atau "kendali keteraturan" juga menunjukkan energi dengan beriringnya waktu semakin banyak energi yang dikendalikan maka energi yang keluar sebagai entropi alias yang tidak terkendali semakin tinggi dan akan menemukan titik puncak maksimum entropinya ke depan dan ini terjadi di alam semesta artinya energi yang terkendali di alam semesta semakin menurun dan entropinya semakin meningkat sehingga membuat alam menjadi tak terkendali tak seimbang.


 

Dari uraian di atas bisa ditunjukkan bahwa dalam dunia metafisika, fisika quantum, big bang, CMB, fisika Termodinamika, relativitas, transedent yang berbicara tentang asal usul Energi, waktu dan ruang yang ada di alam semesta adalah terbatas, dari tiada menjadi ada dan akan menjadi tiada lagi.

Namun dari uraian tersebut di atas yang perlu kita sadari adalah seperti penulis kosmologi Marcus Chown Concedes mengakui pembuktian model semesta memang rumit (apapun itu). Ia bahkan mengatakan sejarah semesta adalah sejarah kesalahan kita sebagai manusia. Karena kita hendak menyelidiki materi yang luar biasa besar, sementara kita hanya bisa duduk di sebuah planet kecil yang menjadi bagian dari materi tersebut.

Jadi seharusnya bukan manusia yang mengklaim teori asal usul alam semesta, tapi ada yang lebih berhak menyatakan itu semua selain manusia. Walau demikian, usaha manusia untuk membuktikan premis kedua dari filsafat kosmologi Qalam semakin valid dan kuat.


 

Penjelasan Premis Kesimpulan

Semenjak Premis pertama benar dan premis kedua benar maka, premis kesimpulan secara mengikuti alur logika adalah benar. Namun untuk percaya bahwa penyebab utama ini adalah Allah SWT adalah suatu lompatan iman daripada kesimpulan yang rasional, karena menyebabkan ini bisa menjadi penyebab mekanik atau diperlukan pra-kondisi logika yang ada. Dalam keterangan ini bagaimana kita dapat menjustifikasi bahwa penyebab ini adalah pengalaman pribadi yang trancedental?

--------------------------------

Selanjutnya, Madsen Pirie ada bentuk baru filsafat kosmologi lainnya dan dimasukkan dalam judul kedua dari bukunya. Causa prima filsafat kosmologi Qalam yang memiliki peluang jawaban benar dan Prof.Madsen Pirie memberikan bebarapa syarat kondisi yang diperlukan dari pendapat causa prima versi baru tersebut. Pernyataan Filsafat Kosmologi Qalam berupa:

Premis pertama     : Segalanya di dalam Alam semesta ada penyebabnya

Premis kedua     : Tuhan adalah Maha Pencipta

Kesimpulan     : Maka Tuhan menciptakan segalanya yang ada di dalam Alam semesta.


 

Syarat syarat yang di utarakan Prof Madsen Pirie adalah :

1. Versi baru tersebut lebih rumit dan kebenarannya sulit diterima.

2. Alam semesta bukanlah di dalam alam semesta, dirinyalah alam semesta sendiri.

3. "Segalanya di dalam alam semesta" adalah alam semesta.


 

Kata beliau, ini memperkenankan kita menerjemahkan kalimat pertama menjadi :

"Alam semesta harus punya penyebab di luar dirinya sendiri."


 

Dan inilah yang menunjukkan kritik terhadap logika Dr.David Hawkins yang mengatakan Semua benda itu adalah God, atau pernyataan stephen hawkins, atau david hume seperti pernyataan alam semesta itu sendirilah yang menciptakan dirinya sendiri. Atau juga dalam ajaran Agama Hindu dalam Bhagavad-Gita
yang sering disebut pantheistik agama Hindu yang menyamakan Tuhan dengan alam semesta.
13 Hal ini Merupakan kesalahan pengingkaran premis awal dari filsafat kosmologi klasik.


 

Contoh sederhana kesalahan logikanya mengingkari premis:

Premis pertama     : Karena kita manusia adalah alam semesta menurut Prof.Madsen Pirie pada syarat ketiga tersebut di atas,

Premis kedua     : dan karena alam semesta penyebabnya adalah menciptakan dirinya sendiri dengan ilmu sains yang ada seperti termodinamika, quantum fisika, dsb dsb dengan sendirinya.

Kesimpulan     : Maka seharusnya kita bisa menciptakan diri kita sendiri dengan sendirinya, karena kita adalah alam semesta dengan teori relativitas, fisika quantum dari hukum sains.


 

Namun pada kenyataan KITA TIDAK BISA MENCIPTAKAN DIRI KITA SENDIRI dengan sendirinya dari tiada menjadi ada dan kembali tiada, Bahkan sebesar nyamuk atau yang lebih kecil dari itu sekalipun. Terbukti dengan banyak yang protes mengapa saya tidak bisa memilih untuk tidak dilahirkan ke dunia. Artinya secara test ilmiahpun tidak bisa dibuktikan. Artinya Tidak ada yang namanya Tuhan menjelma menjadi Manusia atau Manusia menjadi Tuhan.

----------------------------------

Konsekuensi dari filsafat kosmologi Qalam yang berdasarkan pernyataan Prof.Logika Madsen Pirie dan mengingat bahwa alam semesta memiliki sebab dan subjek penyebab itu juga menciptakan energi, ruang dan waktu, maka subjek penyebab itu harus:


1. Bukan subjek yang dikenai waktu
ruang dan energi yang terbatas karena subjek penyebab itu lah yang menciptakan energi, ruang dan waktu alam semesta sebagaimana Stephen Hawking mengatakan tentang waktu : "Hampir semua orang sekarang percaya bahwa alam semesta, dan waktu itu sendiri memiliki permulaan di Big Bang".


2. Subjek Penyebab itu tidak memiliki penyebab, seperti yang kita telah membahas absurditas kemunduran yang tak terbatas. Jika penyebab alam semesta memiliki penyebab, dan yang menyebabkan memiliki penyebab lainnya dan penyebab lainnya memiliki penyebab lainnya lagi dan begitu seterusnya hingga tak terbatas, maka logikanya tidak akan ada yang membicarakan alam semesta di tempat pertama!


3. Subjek itu immaterial dan materi berbeda dan di luar materi Alam semesta karena Subjek itu yang menciptakan Alam semesta, dan alam semesta adalah jumlah dari semua benda materi.


4. Subjek ini adalah Personal Agen karena penyebab ini adalah abadi dan tak terbatas, dan itu menyebabkan efek yang terbatas, dengan kata lain adalah alam semesta, maka itu pasti subjek itu telah memilih untuk melakukan penciptaan alam semesta daripada memilih untuk tidak menciptakan alam semesta. Dan pilihan itu menunjukkan akan adanya kepribadian. Cara lain untuk memahami hal ini adalah untuk membiasakan dengan jenis-jenis realitas imaterial yang kita tahu ada yang menyebabkan efek di alam, satu-satunya jenis yang bisa kita pikirkan adalah pikiran pikiran kita sendiri (hanya angkat kaki Anda untuk melihat apa yang saya maksud). Karena melambangkan kognisi pikiran dan kepribadian, maka berarti bahwa imaterial penyebabnya adalah agen pribadi.
14


 

Jadi, yang ingin diperkenankan Madsen Pirie yang penulis tangkap adalah bahwa Tuhan yang ada di dalam alam semesta bukanlah Tuhan Maha Pencipta tapi Tuhan ciptaan. Konsekwensinya adalah jika ada Tuhan yang muncul dari ide manusia, atau ada Manusia dianggap tuhan, atau ada Patung matahari bintang dan api berhala yang disembah maka itu bukanlah tuhan Maha Pencipta melainkan hanya ciptaan belaka karena mereka semua berada di dalam alam semesta. Atau dengan kata lain Tuhan Maha Pencipta haruslah di luar alam semesta. Inilah logika yang masih diperkenankan dalam Causa Prima dalam filsafat.


 

Kalau melihat pernyataan causa prima bahwa "Alam semesta diciptakan di luar dari dirinya sendiri" maka Alam semesta berbeda dengan Tuhan. Hukum hukum di dalam Alam semesta dan alam semesta itu sendiri juga berbeda dengan Tuhan. Alam semesta juga ada waktu dan tempat, maka tuhan yang di luar alam semesta itu tidak terikat waktu dan tempat. Alam semesta itu terbatas, maka Tuhan mustilah tidak terbatas. Alam semesta adalah produk intelegensia murni, maka Tuhanlah yang memiliki intelegensia Murni tersebut, dan akan terus mengalir deras yang mengatakan bahwa Tuhan di luar alam semesta adalah sangat berpeluang kebenarannya untuk berhak menjadi Penyebab Utama Maha Pencipta Alam semesta dalam logika causa prima kosmologi kalam modern. Sayangnya metode Ilmu Science atau bahkan metode apapun itu tidak akan pernah bisa membuka tabir penyebab di luar alam semesta kecuali kematian dan keajaiban miracle seperti Al-Quran.


 

Kembali lagi intinya Allah SWT digambarkan dalam Al-Quran adalah: Unlimited alias tidak terbatas, tidak memiliki awal dan akhir waktu alias abadi, tidak tidur, Tuhan Maha Esa, tidak beranak, dan Maha Pencipta bukan ciptaan dan masih banyak lagi yang Menegaskan bahwa Allah SWT itu sangat berbeda dengan ciptaanNya.


 

Namun jelas untuk membuktikannya adalah lebih sulit jika harus pergi ke luar alam semesta untuk melihat Tuhan Maha Pencipta zat fisiknya ada atau tidak ada. Karena disinilah letak titik puncak logika manusia yang tidak bisa lagi ditembus dan tidak ada satu filsufpun dari zaman klasik hingga sekarang yang berani menembus itu semua, kalaupun ada yang ada hanyalah keabsurdan logika seperti kemampuan maksimal logika Einstein tersebut di atas tadi dengan sebutan sesuatu yang "tak terpahamkan", dan disinilah selanjutnya peran Dien Agama untuk menjawab berita berita kebenaran yang manusia belum bisa menjangkaunya dengan akal manusia. Dan disinilah Peluang Metafisika atau transedent dapat dibenarkan dalam logika. Untuk itulah kita harus memakai metode meneliti jejak jejak atau bekas atau bukti bukti tanda yang ditinggalkan Tuhan Maha Pencipta yang ada di dalam Alam semesta untuk membenarkan bahwa Tuhan Maha Pencipta Itu ada dan di luar alam semesta.


 

Kesimpulan

Jadi pada tingkatan metode Science, untuk masalah penyebab utama jagat alam semesta, kedua aliran atheis maupun creationism tidak bisa saling memberikan bukti eksistensi secara langsung. Yang satu tidak bisa membuktikan alam semesta ada dengan sendirinya, yang satu tidak bisa menghadirkan zat "personal agent" di luar alam semesta ke dalam alam semesta secara langsung. Atheisme disatu sisi adalah pernyataan manusia yang tidak tahu apa apa (mereka mengakui sebagai anak kecil yang tidak tahu apa apa) tentang alam semesta karena pada akhirnya dari ketiadaan menjadi tiada, tapi sekedar berprasangka dan berhenti bahwa Alam Semesta tercipta dengan sendirinya (yang mengingkari premis awal), Filsafat Kosmologi Qalam satu sisi yang lain: Meyakini bahwa Allah SWT sendiri YANG MAHA TAHU mendeklarasikan DiriNYA yang menciptakan Alam semesta bukan karena perkataan manusia dan berada di Luar alam semesta. Ini menunjukkan metode science untuk kedua kasus tersebut adalah terbatas dan telah terjawab dengan LOGIKA. Namun ada satu point unggul yang dimiliki kaum creationism dibanding kaum athiest yaitu : Fenomena Miracle atau peristiwa keajaiban yang nyata di jagat alam semesta dan salah satunya adalah Al-Quran. Hebatnya malah bisa di koordinasikan dengan Science sebagai "pengantar"


 

Dan tingkatan secara filsafat cosmologi Qalam sudah terjawab dengan kuat dan final. Tinggal kita belajar tentang Al-Quran dan Sunnah Rasulullah SAW. Untuk metode pemahaman sederhananya bisa baca buku terjemahan saya sendiri karya Mualaf Missionaris Matematikawan DR.Garry Miller dengan judul Al-Quran Yang Mengagumkan.15

Yup, Laisa kamitslihi syaiun,
Allah SWT adalah Nyata.


 

Catatan kaki :


http://www.philosophyofreligion.info/theistic-proofs/the-cosmological-argument/ diakses tanggal 2 Desember 2009

2
http://hamzatzortzis.blogspot.com/2009/10/god-debate-with-rick-lewis-cosmological.html

3 Dalam buku "Blue gold: the battle against corporate theft of the world's water", 2005

4
http://www.scientificamerican.com/article.cfm?id=origin-of-the-universe

5
Sinar Harapan (29 April 2002)

6
Origin of the Universe - Stephen Hawking (5 of 5) http://www.youtube.com/watch?v=O8Kp0rQ23PY&feature=related
 

7
http://www.youtube.com/watch?v=tBTRLp9JOIo

8
http://ahmadsamantho.wordpress.com/2009/10/08/atheisme-trend-masyarakat-dunia-modern/+aliran+pemikiran

9
Idem.

10
http://en.wikipedia.org/wiki/Baruch_Spinoza#Panentheist_or_Pantheist.3F

11
http://skeptically.org/thinkersonreligion/id8.html

12 Idem.

13
http://doyoukno.wordpress.com/2009/02/24/the-concept-of-god-in-hinduism-and-islam/

14
http://hamzatzortzis.blogspot.com/2009/10/god-debate-with-rick-lewis-cosmological.html

15
http://hanif.fnhost.org/wp-content/uploads/2009/12/alquran-yang-mengagumkan.pdf


 

Subscribe to receive free email updates:

1 Response to "AL-QURAN MENJAWAB KESIMPULAN MENGINGKARI PREMIS “CAUSA PRIMA” MELALUI FILSAFAT KOSMOLOGI QALAM"

Haditya Endrakusuma said...

Maaf..ada satu hal yang ketinggalan menurut pembacaan saya atas artikel bapak. Yakni pembuktian proposisi "Hukum Kausalita yang tiada berujung (infinite)".

Menurut hemat saya, "Kemungkinan Kausalita yang Infinite" itu benar-benar bisa terjadi. Sebab, seperti kesimpulan artikel bapak bahwa "Tuhan adalah Maha Yang Tak Terbatas". Konsekwensi dari kesimpulan tersebut adalah "Kemampuan Mencipta Tuhan Yang Maha tak terbatas itu juga azali (infinite)". Jadi proses penciptaan tak berhingga itu juga pasti terjadi.